Riana, Dia Gadisku_6_End

Riana, Dia Gadisku

Selama di sekolah Riana memperhatika Adrian, laki-laki itu seperti mangacuhkanya, tidak menatap sedikitpun kearahnya. 'Apa dia masih marah?', Riana bergumam dalam hati.

Riana sengaja mengajak, Putri temanya melewati kelas Adrian dengan harapan bertemu orang itu. Dan jelas Adrian dan dua temanya, Anton dan Noah sedang dudul di bangku pangjang yang memang ada disetiap depan kelas.

"Pantesan aku langsung semangat, bidadari lagi lewat dari depan aku".Anton mengucapkan itu ketika Riana hendak lewat dari depan Adrian.

Riana menatap kearah Anton, lalu melihat kearah Adrian dan laki-laki itu seperti mengacuhkanya, berpura-pura tak ada Riana disana.

"Anton aku gak suka kamu gini terus kalau kita ketemu, aku gak nyaman". Riana masih memandang  Anton.

"Satu lagi, kalau kamu mau berteman sama aku gak apa-apa kok Anton, tapi hanya sebatas teman karena aku sudah punya pacar". Riana kini menatap sedikit kearah Adrian, laki-laki itu tersenyum karena itu yang dia mau.

"Siapa?". Anton bertanya ingin tau siapa laki-laki beruntung itu.

"Kamu udah kenal kok, ya udah aku pergi dulu, ayok put". Riana menarik tangan Putri dan pergi meninggalkan Dodit yang masih terkejut.

Noah menyenggol lengan Adrian, lalu menepuk-nepuk bahu Anton agar ia sabar.

Siang ini Adrian berkunjung kembali ke Toko Kue milik ibunya Riana, tapi hari ini ia datang khusus untuk bicara pada Riana.

"Gimana kamu udah senang?". Riana bertanya tentang yang ia lakukan tadi siang.

"Lumayan, setidaknya mereka sudah tau kamu udah milik orang lain, aku berharap mereka tidak berusaha untuk mendekati kamu lagi termasuk Dodit". Adrian sedikit menekan pada nama Dodit.

"Hm, nanti kapan-kapan ajak, Anton sama Noah kesini yah".  Adrian sedikit mengerutkan keningnya.

"Aku serius Rian, sebenarnya aku gak mau ada yang tau hubungan kita aku hanya berharap tidak banyak orang yang mengikut campuri, mengomentari yang membuat aku kesal nanti, cukup orangtua kita, teman kamu Noah dan teman aku Putri kayaknya itu sudah cukup sama Anton nanti". Riana tersenyum setelah mengatakan kata-mata itu dan menggenggam tangan Adrian.

Sejak saat itu Adrian tak mempermasalahkan jika hanya beberapa orang yang tau hubungan mereka, dan Riana juga sudah menjaga jarak dengan orang lain, dan untuk untuk pengurus OSIS dia memilih mengganti minatnya untuk menjadi wakil ketua OSIS hanya akan menjadi Sekretaria OSIS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekerjaan untuk kamu yang suka menulis

Website untuk mengkompres PDF

Batik