Riana, Dia Gadisku_2

Riana, Dia Gadisku

"Siang Tante". Adrian menyapa Ibunya Riana yang duduk di meja kasir.

"Siang juga Ian, mau nompang ngelukis lagi?". Adrian tersenyum mendengar pertanyaan itu.

"Iya tante, soalnya putrinya tante selalu bisa memberi saya inspirasi". Adrian tersenyum ketika melihat Riana datang menghampirinya dan mengedipkan matanya.

"Dasar genit". Riani melihat sinis kearah Adrian.

"Dilantai dua aja Rian ngelukisnya, disana lagi sepi pengunjung kok". Adrian mengangguk dan berjalan meninggakan mamahnya Riana.

Adrian menatap lekat-lekat gadis dihadapanya, seberapa sering ia memandang wanita itu ia tak akan mendapat alasan untuk kata 'bosan' seperti kata Anton temanya.

"Rian, boleh gak sih kamu bilangim Anton buat gak ngucpin kata-kata gombalnya kalau aku lewat dari depan kelas kamu". Riana memulai pembicaraan dengan Adrian.

"Yaudah kamu jangan lewat dari depan kelas aku aja". Ucap Adrian sambil membereskan beberapa alat yang perlu ia gunakan untuk melukis, memang tak banyak hanya kertas dan beberapa pensil.

"Aku kan juga mau nengok kamu Rian". Riana mendekatkan wajah kearah Adrian, sambil mengedip-ngedipkan matanya.

Adrian mendekatkan wajahnya kearah Riana, bisa ia lihat jika wajah wanita itu sekarang memerah dan segera menjauhkan wajahnya dari Adrian.

"Ya udah, besok aku bilang kalau kamu itu pacar aku, pasti dia berhenti kok". Riana tersedak air yang sedang ia minum ketika mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Adrian.

"Jangan atuh". Riana menggenggam tangan Adrian, melihat itu hanya wajah kjrang senang yang ditunjukkan oleh Adrian.

Adrian masih sedikit bingung sebenarnya alasan yang Riana miliki mengapa ia tidak mau jika teman-temanya jika ia adalah pacarnya Adrian, mungkin Riana terlalu suka untuk dikagumi oleh banyak orang disekolahnya, entahlah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekerjaan untuk kamu yang suka menulis

Website untuk mengkompres PDF

Batik